Terjadi Dualisme di IOM ITB, Pengurus Munas 31 Maret 2024 Terbuka Jalin Komunikasi

OBYEKTIKA – Ikatan Orangtua Mahasiswa (IOM) ITB telah menggelar Musyawarah Nasional (Munas) V pada 20 April 2024. Bertempat di  Nemangkawi Auditorium, Lantai 6, Gedung Labtek XIX SBM ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung.

Munas tersebut memutuskan secara aklamasi Hendro Setyanto, S.Si., M.Si., menjadi Ketua Umum IOM ITB periode 2024-2027. Dengan Ketua Dewan Pengawas Ir. Delyuzar Ilahude, MT. Padahal, sebelumnya yakni pada 31 Maret 2024 telah digelar pula Munas V IOM ITB yang berlangsung  di Graha Posindo, Jl. Banda No. 30, Kota Bandung.

Hasilnya, pada Munas versi 31 Maret 2024 dihadiri 10 dari 12 IOM-ITB Cabang Fakultas/Sekolah (83%), dan 5 dari 7 Cabang Wilayah/Domisili (71%). Munas ini menghasilkan keputusan Ir. Luluk Trisna Widiati sebagai Ketua Umum IOM-ITB 2024-2027. Sedangkan para Dewan Pengawas, yakni, Prof. Ir. Muhammad Ali Zulfikar M. Si, Ph.D. (Guru Besar Fakultas MIPA ITB), Dr. Ir. Kahar Mulyani, M.M., dan Hariyanto, S.H., M.H.. Munas V memberikan rekomendasi untuk meminta LPJ kepada pengurus lama.

Kritik atas Munas V 20 April 2024

Ketua Umum IOM ITB versi Munas 31 Maret 2024 beserta para pengurusnya mengkritisi kepengurusan IOM-ITB 2017-2024 yang telah menyelenggarakan Munas 20 April 2024.

“Pengurus Pusat IOM lama, walaupun sudah habis masa jabatannya dan bukan lagi anggota IOM, tetap mengadakan Munas versinya sendiri pada 20 April 2024. Dan sudah terpilih Ketua Umum versi mereka. Sebelum melaksanakan Munas, pengurus lama pun telah memberhentikan semua Ketua Cabang yang hadir di Munas 31 Maret 2024,” papar Luluk Trisna.

Sehingga dalam pelaksanaannya, lanjut Luluk, Munas versi pengurus lama tidak dihadiri Pengurus Cabang. Hanya ada beberapa orang tua mahasiswa yang hadir, itu pun bukan dalam kapasitas sebagai Pengurus Cabang yang diberikan mandat. Dengan demikian, penyelenggaraan Munas V 20 April 2024 tersebut tidak sah karena melanggar AD ART.

Luluk Trisna menegaskan, IOM ITB merupakan organisasi yang di dalamnya adalah para orang tua yang memiliki anak dengan status sebagai mahasiswa yang masih aktif berkuliah di ITB. Sehingga dirinya dan jajaran pengurus ingin mengembalikan IOM ITB kepada marwahnya. Yaitu pengurus diisi orang tua yang anaknya adalah mahasiswa ITB aktif dan membantu mahasiswa yang kekurangan secara ekonomi.

“Kembalikan IOM ITB sebagai Ikatan Orangtua Mahasiswa” tegas Luluk Trisna Widiati.

Hal itu karena sebelumnya kepengurusan IOM ITB 2017-2024, diisi oleh orang tua yang anaknya sudah tidak berkuliah di ITB. Bahkan ada pengurus IOM ITB yang sudah menjadi pengurus menjabat puluhan tahun, hal inilah antara lain yang  mencetuskan terjadinya Munas V versi 31 Maret 2024.

Dasar Pertimbangan Munas V versi 31 Maret 2024

Adapun dasar pertimbangan diselenggarakannya Munas V versi 31 Maret 2024 antara lain:

  1. Masa kepengurusan IOM hasil Munas IV 2017 sudah berakhir pada 2020, dan diperpanjang pada tanggal 28 Januari 2021 untuk 3 tahun ke depan, sehingga berakhir 28 Januari 2024.
  2. Sejak Agustus 2023 sudah dilakukan pemilihan ketua cabang Fakultas/Sekolah oleh orang tua mahasiswa. SK Pengurus Cabang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat saat itu untuk jangka waktu tiga tahun.
  3. Karena kekosongan kepengurusan sejak tanggal 28 Januari 2024, maka para Pengurus Cabang berinisiatif untuk membentuk Kepengurusan Bersama (kolektif kolegial).
  4. Hingga berakhirnya Masa Bakti kepengurusan IOM Pusat 28 Januari 2024 belum ada kepastian pelaksanaan Munas V. Setelah beberapa kali didesak oleh Pengurus Cabang bertepatan dengan mencuatnya isu UKT dan pinjaman online di kalangan mahasiswa ITB, akhirnya pengurus lama berinisiatif mengagendakan Munas V. Namun, Munas V diagendakan sendiri oleh Pengurus Pusat yang sudah habis masa jabatannya, tanpa melibatkan Pengurus Cabang.

Beberapa kali diupayakan pertemuan oleh Pengurus Cabang dengan Pengurus Pusat (lama), namun tidak ada titik temu. Pengurus Pusat lama terlihat ingin pelaksanaan Munas di bawah kendalinya, termasuk siapa saja yang duduk di kepengurusan selanjutnya.

  1. Mengingat Pengurus Pusat yang sudah habis masa jabatannya tidak berhak lagi untuk melaksanakan Munas, dan Pengurus Pusat yang lama bukan lagi anggota IOM (sudah tidak ada anaknya yang kuliah di program S-1 ITB), maka Pengurus Cabang berinisiatif mengadakan Munas V secara swadana pada 31 Maret 2024. Munas ini dihadiri Pengurus Cabang dari 11 Fakultas dan 5 Cabang Domisili, dan dinyatakan kuorum dan sah.
Hasil Munas  V 31 Maret 2024

Musyawarah Nasional pada 31 Maret 2024 menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

Terpilih Ketua Umum IOM ITB 2024-2027 yakni  Ir. Luluk Trisna Widiati. Beserta Dewan Pengawas yang terdiri dari Prof. Ir. Muhammad Ali Zulfikar, M.Si, Ph.D., Dr. Ir. Kahar Mulyani, M.M., dan Haryanto S.H., M.H.

Memberikan rekomendasi untuk meminta Laporan Pertanggungjawaban Keuangan (LPJ) kepada pengurus lama. Dan melakukan perbaikan AD/ART serta memberikan beberapa rekomendasi. Di mana hasil Munas V 31 Maret 2024 ini telah disampaikan kepada Rektor ITB pada tanggal 18 April 2024.

Lebih lanjut Pengurus Hasil Munas V 31 Maret 2024 mengungkapkan selama kepemimpinan IOM ITB lama tersebut, pihaknya sulit mendapatkan laporan keuangan yang banyak dipertanyakan oleh orang tua mahasiswa. Padahal orang tua mahasiswa menginginkan kejelasan mengenai uang yang telah mereka setorkan ke IOM ITB Pusat.

Selain itu, IOM ITB Pusat lama tidak responsif saat ada kebutuhan UKT mahasiswa yang tidak mampu. Padahal sejak awal para orang tua diminta berkontribusi Rp800.000 untuk membantu mahasiswa kesulitan finansial. Ada juga orang tua yang menjadi orang tua asuh serta berbagai bentuk bantuan lainnya. Namun laporannya hingga 31 Maret 2024 tidak pernah disampaikan secara terperinci.

Lebih jauh, sangat disesalkan saat ITB dihantam kasus Pinjol (pinjaman online), IOM ITB Pusat saat itu tidak tanggap. Padahal organisasi ini mengelola dana yang dapat disalurkan kepada Mahasiswa ITB yang menunggak SPP sehingga tidak terjerat pinjol.

Pengurus Hasil Munas V IOM-ITB 31 Maret 2024 menegaskan, Munas V versi 20 April 2024 adalah tidak sah. Karena pertama, kepengurusan IOM ITB lama telah berakhir di 28 Januari 2024 sehingga tidak berhak untuk menyelenggarakan Munas.

Kedua, tidak sesuai dengan AD/ART yang telah disusun. Ketiga, tidak dihadiri perwakilan resmi yang mendapat mandat dari 12 Fakultas yang ada di ITB sehingga tidak kuorum.

Terbuka Jalin Komunikasi

Sejauh ini upaya Pengurus IOM Cabang dan  Ketua IOM Pusat versi Munas 31 Maret 2024 bertujuan untuk meluruskan organisasi IOM agar berjalan sesuai AD/ART. Untuk menjadi Organisasi yang amanah, profesional, dan akuntabel. Sehingga menjadi mitra ITB terdepan dalam membantu mahasiswa menyelesaikan studinya dengan baik.

Ketika ditanya lebih lanjut, Pengurus IOM versi Munas 31 Maret 2024 menyatakan terbuka untuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak selama mendukung kemajuan IOM ITB.

Saat berita ini dibuat, para awak Media mencoba meminta tanggapan kepada Ketua Umum IOM ITB versi Munas 20 April 2024 Hendro Setyanto, S.Si., M.Si.. Kemudian Rektor ITB, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, M.S.C.E., Ph.D., dan Direktur Direktorat Kemahasiswaan ITB, Dr. G. Prasetyo Adhitama, S,Sn., M.Sn.*

 

Baca juga: Pendiri “Imah Noong” Hendro Setyanto Terpilih jadi Ketua Umum IOM ITB 2024-2027

Pendiri “Imah Noong” Hendro Setyanto Terpilih jadi Ketua Umum IOM ITB 2024-2027

OBYEKTIKA – Pendiri eduwisata Imah Noong, Hendro Setyanto, S.Si., M.Si., terpilih menjadi Ketua Umum IOM (Ikatan Orangtua Mahasiswa)-ITB periode 2024-2027. Astronom lulusan ITB ini terpilih secara aklamasi dan akan menggantikan Ketua IOM-ITB periode 2017-2023, Ir. Delyuzar Ilahude, MT.

Pemilihan tersebut merupakan hasil Munas (Musyawarah Nasional) V IOM-ITB, Sabtu, (20/4/2024). Bertempat di Nemangkawi Auditorium, Lantai 6, Gedung Labtek XIX SBM ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung.

Munas V IOM-ITB yang dipandu Duta Kampus ITB tahun 2022, Angela Sunaryo, berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 19.00.WIB. Acara dihadiri Direktur Direktorat Kemahasiswaan ITB, Dr. G. Prasetyo Adhitama, S,Sn., M.Sn., mewakili Rektor ITB, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, M.S.C.E., Ph.D.

Usai acara, Ketua Umum IOM-ITB periode 2024-2027 Hendro Setyanto menyampaikan kepada para awak media bahwa jabatan ini adalah amanah.

“Ini bukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Saya berharap mahasiswa ITB yang sekarang ketika mengalami kekurangan biaya, bisa mendapat solusi dengan keberadaan IOM-ITB,” tuturnya.

Hendro menambahkan, agenda mendesak IOM-ITB saat ini yakni menyelesaikan susunan kepengurusan IOM-ITB yang baru.

Dinamika IOM ITB

Terkait dinamika yang ada di internal IOM-ITB, Hendro mengaku belum mengetahui banyak. Ia pun berharap semuanya dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

“Saya berharap kita bisa bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan Anggota IOM-ITB. Sehingga dinamikan bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara-cara yang baik. Karena tujuan IOM-ITB adalah mengurangi masalah yang dihadapi mahasiswa ITB,” tegasnya.

Sementara itu terkait program dari IOM ITB, Hendro mengatakan akan melanjutkan program yang sudah ada dan baik bersama kepengurusan yang baru.

“Karena pengurus baru akan melanjutkan ketetapan yang ada, dan yang akan kita tekankan adalah bagaimana program IOM-ITB dapat memberdayakan kemampuan mahasiswa ITB. Karena pada dasarnya mahasiswa ITB yang kekurangan ekonomi sebenarnya memiliki kemampuan dan potensi. Dan IOM-ITB sebagai orangtua akan mencarikan jalan agar potensi tersebut dapat bernilai guna bagi kita dan lingkungan,” paparnya.

Lebih lanjut Hendro menjelaskan, IOM-ITB adalah salah satu mitra ITB sehingga tidak dapat menyelesaikan semua masalah mahasiswa ITB.

“Kita tidak dapat menyelesaikan semua masalah Mahasiswa ITB, kita hanya dapat mengurangi masalah Mahasiswa ITB,” ujarnya.

Publikasi IOM ITB

Berkenaan dengan publikasi IOM-ITB, Hendro Setyanto menuturkan bahwa publikasi IOM ITB saat pandemi Covid-19 memang belum terekspose secara masif. Sehingga masyarakat dan mahasiswa masih ada yang belum mengetahui keberadaan IOM  ITB.

“Kami menyarankan apabila mahasiswa ITB memiliki masalah ekonomi mau datang ke IOM-ITB. Mau terbuka, dan menyampaikan informasi kepada Pengurus IOM-ITB. Sehingga kami bisa memberikan solusi, karena seperti kita tahu mahasiswa ITB jumlahnya ribuan,” terangnya.

Di akhir wawancara, Hendro mengucapkan terima kasih kepada Ketua IOM-ITB periode 2017-2023, Ir. Delyuzar Ilahude, MT., dan pengurus lama IOM-ITB. Sebab dirinya saat menjadi mahasiswa ITB mendapat bantuan dari IOM-ITB sehingga mampu menyelesaikan kuliah di ITB.*

 

Baca juga: Menwa Mahawarman Kini Miliki Klub Terjun Payung

Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat UPI Cegah Stunting Lewat GESIT

OBYEKTIKA – Mahasiswa Program Studi S3 Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Perkuat Program Pencegahan dan Penanganan Stunting. Melalui Project Based Learning Gerakan Sigap Stunting (GESIT).

Program GESIT tersebut telah dilaksanakan dengan Kegiatan Penyuluhan Sosial dan Pelatihan Pengolahan Makanan Lokal. Berlokasi di Desa Cikondang, Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, Minggu, (17/12/2023).

Kegiatan itu bertujuan mendukung program pencegahan dan penanganan masalah stunting di Kabupaten Sumedang. Dengan tim pelaksana terdiri dari Wiwit Widiansyah, SST., M.Si., Irniyati Samosir, SST., M.PS.Sp.,. Serta Nandang Susila, AKS. M.PS.Sp., (Mahasiswa S3 Penmas UPI sekaligus Dosen Pekerjaan Sosial pada Politeknik Kesejahteeraan Sosial (Poltekesos) Bandung.

Kegiatan PBL di Desa Cikondang ini pun didukung Dr. Asep Saefudin, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kebijakan dan Program Pendidikan Masyarakat, Program Studi S3 Penmas UPI Bandung. Kemudian Indra Gianjar selaku Kepala Desa Cikondang, masyarakat Desa Cikondang. Serta dibantu Mahasiswa Poltekesos Bandung yang telah menyelesaikan Praktikum Komunitas di Desa Cikodang.

Penyuluhan Sosial

Tim PBL melakukan serangkaian kegiatan Pendidikan berbasis masyarakat berupa Penyuluhan Sosial. Untuk mendorong kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanganan stunting (khususnya dalam pemenuhan Hak Anak). Memberikan peningkatan kapasitas kepada para anggota masyarakat dalam mengolah bahan makanan lokal. Serta melakukan pemetaan potensi diri dan keluarga di Desa Cikondang, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang.

Kegiatan PBL dirancang dengan muatan substansi 20 % teori dan 80% praktik pencegahan dan penanganan stunting. Dibuka dengan sesi pemaparan, diskusi, role playing, dan tanya jawab. Lalu ada praktik pengolahan makanan lokal dari bahan ubi ungu dan agar-agar menjadi makanan ringan dan bergizi.

Hadir pada kegiatan ini 20 orang yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat UPI, Aparat Desa Cikodang, Kader PKK, Pendamping Sosial, Pelaku UMK dan Tokoh Masyarakat. Serta Mahasiswa Poltekesos Bandung yang telah melaksanakan Praktikum Komunitas di Desa Cikodang tersebut.

Koordinator Tim PBL, Wiwit Widiansyah mengungkapkan, kegiatan PBL ini tidak hanya menjadi media pembelajaran bagi Mahasiswa. Namun juga bentuk pengabdian masyarakat dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.

Manfaat PBL

Pada kesempatan tersebut, Wiwit Widiansyah menyampaikan, manfaat dari PBL bagi masyarakat antara lain:

  1. Masyarakat mendapatkan pendampingan untuk merencanakan, melaksanakan program penanganan stunting serta memecahkan berbagai masalah stunting yang ada di masyarakat
  2. Masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting
  3. Masyarakat memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan dalam penanganan stunting di desa serta
  4. Terbentuknya kader-kader penanganan stunting di masyarakat (khususnya kader-kader wanita) yang tangguh dan mandiri sehingga terjamin kesinambungan penanganan stunting.

“Mari sama-sama kita dorong Gerakan Sigap Stunting atau GESIT agar anak terlindungi haknya melalui pemenuhan gizi anak dan ibu hamil sehingga masyarakat lebih sejahtera,” ujar Wiwit.

Pada kesempatan PBL ini, Irniyati Samosir selaku salah satu Tim PBL menyatakan, kegiatan Pelatihan Pengolahan Makanan Lokal tidak hanya membuka wawasan tentang potensi yang dimiliki oleh keluarga dan masyarakat. Tetapi lebih dari itu mampu mendorong kreativitas masyarakat dalam mengolah makanan lokal yang mudah, sehat, dan bergizi guna mendukung tumbuh kembang anak dan ibu hamil.

“Pada akhirnya kegiatan pelatihan ini diharapkan memberi kemanfaatan yang luas dan berkelanjutan. Agar masalah stunting dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin,” tutur Irniyati Samosir.

Irniyati menambahkan, tidak kalah pentingnya agar kegiatan berkesinambungan selain didukung oleh seluruh stakeholder di desa. Juga diperlukan pembaharuan data permasalahan stunting dan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan.

Sedangkan Nandang Susila menyampaikan, penting masyarakat menemukan dan kenali potensi sumber daya alam. Sumber daya manusia dan sumber daya sosial untuk pencegahan dan penanganan stunting.

Project Based Learning GESIT

Project Based Learning GESIT merupakan inovasi desa yang mendorong terciptanya keselarasan penanganan masalah kesejahteraan sosial. Diintervensi dengan pendekatan pekerjaan sosial dan Pendidikan Berbasis Masyarakat secara berkelanjutan. Melalui pendidikan dan pendampingan anak, keluarga dan komunitas, perubahan norma, nilai dan kebiasaan masyarakat. Serta membangun kepedulian masyarakat.

Untuk mencapai memajukan kesejahteraan masyarakat melalui GESIT yang berkelanjutan, diperlukan aktivitas dan proses pembelajaran berbasis masyarakat. Dengan berfokus pada pemahaman, kreativitas, komunikasi, dan penawaran yang unik. Serta inovatif untuk mengatasi masalah sosial stunting di tingkat desa. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam PBL ini adalah Penyuluhan Sosial dan Pelatihan Pengolahan Makanan Lokal yang banyak terdapat di Desa Cikodang.

Project Based Learning GESIT sebagai salah satu kegiatan pembelajaran Program S3 Pendidikan Masyarakat UPI, khususnya Mata Kuliah Kebijakan dan Program Pendidikan Masyarakat. Program ini diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi lulusan yang memiliki bekal pengetahuan. Wawasan dan keterampilan kepada mahasiswa mengenai kebijakan, konsep manajemen, fungsi-fungsi dalam manajemen, perancangan layanan Pendidikan Masyarakat berbasis Masyarakat sesuai dengan standar operasional prosedur.

Ucapan Terima Kasih

Asep Saefudin, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mahasiswa S3 Prodi Pendidikan Masyarakat yang telah melakukan kegiatan PBL ini.

“Kita harapkan kolaborasi antara UPI dan Pemerintah Desa Cikondang bersama masyarakat ini tetap terus berjalan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Khususnya di Desa Cikondang dalam pencegahan dan penanganan stunting,” ungkap Asep Saefudin.

“Saya harapkan Peserta Penyuluhan Sosial dan Pelatihan Pengolahan Makanan Lokal tetap semangat mengikuti pelatihan-pelatihan ini,” tambahnya.

Prodi S3 Pendidikan Masyarakat UPI, melalui konsistensinya dalam menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), telah menjadikan kegiatan PBL Gerakan Sigap Stunting (GESIT) sebagai kegiatan strategis.

Tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di luar kampus, Prodi S3 Pendidikan Masyarakat UPI menjalin kolaborasi dengan mitra strategisnya. Untuk mendidik, melatih, dan mencetak tenaga kerja sosial yang professional.

Program Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Cikodang dapat menjadi model penerapan Pendidikan berbasis masyarakat yang berfokus pada penguatan kapasitas masyarakat. Dalam mengelola sumber daya dan potensi lokal.

Tujuan Utama

Tujuan utamanya adalah membangun desa secara mandiri, dengan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang kuat. Sehingga angka stunting dapat ditekan dan anak-anak lebih sejahtera.

Pada kesempatan yang sama, Indra Ginanjar selaku Kepala Desa Cikodang mengucapkan terima kasih. Atas kehadiran Tim PBL Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat UPI Bandung dan Mahasiswa Poltekesos Bandung.

“Alhamdulillah pada kesempatan ini selain adanya Mahasiswa Praktikum Komunitas dari Poltekesos Bandung dan juga kegiatan PBL Mahasiswa S3 UPI di Desa Cikodang. Kami berharap masyarakat mendapatkan banyak pencerahan, pembelajaran dan juga pengalaman mengikuti pelatihan pengolahan makanan lokal guna pencegahan dan penanganan stunting,” papar Indra Ginanjar.

Baca juga: Menwa Mahawarman Kini Miliki Klub Terjun Payung

Ia juga mengatakan, warga masyarakat khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memerlukan bantuan dari para pegiat dan penggerak UMKM yang kompeten. Karena keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki Desa Cikodang.

“Banyaknya mahasiswa-mahasiswi dan dosen yang datang ke Desa Cikodang menyumbangkan ilmunya. Diharapkan dapat menambah wawasan kami khususnya, dan memberikan peningkatan kapasitas serta kemajuan bagi warga masyarakat Desa Cikodang,” pungkas Indra.* (rls)

LKP Revi Model Academy Sabet Top Model Piala Presiden ke-43 di Bali

OBYEKTIKA –  Model profesioanal papan atas asal Kota Bandung era 1980-an, Revi Lantika dan sekaligus sebagai pimpinan dari Lembaga Kursus dan Pelatihan Revi Model Academi (LKP RMA) menyampaikan segudang prestasi dari anak didiknya kepada para awak media di home base LKP RMA Jalan Emong No. 22A Kota Bandung, pada Sabtu, 9/12/2023.

Kali ini, prestasi yang membanggakan dan meharumkan nama Jawa Barat itu, tak lain adalah menyabet Top Model Indonesia Piala Bergilir Presiden ke-43, dari perhelatan yang diselenggarakan Yayasan Pembina Peraga Mode Indonesia (YPPMI), berlangsung di Taman Dedari, Ubud, Bali (17 – 19/11/2023), beber Revi Lantika.

Selain itu,  salah satu model LKP RMA yang menjadi perwakilan dari Jayapura, Papua, turut mengharumkan Jawa Barat juga. Setelah mengharumkan Jawa Barat di tahun 2021 dalam Ajang Top Model Indonesia Piala Bergilir Presiden 2021, dengan membawa 4 Piala Bergilir Presiden Top Model Indonesia 2021 dalam semua kategori, kini telah membawa kembali Piala Bergilir Piala Presiden Indonesia 2023.

Para Peraih

Masih kata Revi Lantika, inilah rincian daftar raihan Top Model Indonesia pada Piala Bergilir Presiden 2023 di Ubud, Bali itu: Kategori Anak diraih Raisa Azzalea Nurzafeera (Jawa Barat); Kategori Dewasa diraih Keisha Nabila Syaira Wanggai (Papua); Untuk Top Fotomodel Indonesia Piala Bergilir Presiden, Kategori Remaja diraih Salfa Aulia Khairunnisa (Jawa Barat); sedangkan untuk Kategori Dewasa diraih Cynthia Evelina Agustian (Jawa Barat).

Selanjutnya, untuk raihan Piala Tetap Top Model Indonesia 2023 (Kategori Anak, Remaja, Dan Dewasa) diraih oleh: 1. Britney Naftaly (Jawa Barat); 2. Zhaffira Nayla Hasarie (Jawa Barat) ;3. Aura Carissa Prawira (Jawa Barat).

Lainnya, untuk raihan Piala Tetap Top Photomodel Indonesia 2023 (Kategori Anak, Remaja, Dan Dewasa), diraih oleh: 1. Vania Hasta Santia (Jawa Barat); 2. Meutya Qiran Noor Azizah (Jawa Barat); 3. Joceline Lavenia Astin Dermawan (Jawa Barat); 4. Sharon Kiaria (Jawa Barat); 5. Gaylene Abigail (Jawa Barat); 6. Joan Tania Wijaya (Jawa Barat); 7. Keysha Nadin Nopiyanti (Jawa Barat); 8. Kheyla Revalina Agustian (Jawa Barat).

Menurut Revi Lantika, ajang Top model indonesia yang prestisius, dan diselenggarakan oleh YPPMI untuk yang ke-43 kali ini,”banyak sekali Model dari Jawa Barat yang telah mengukir prestasi di sini sejak era ’80-an, contoh saja yang saya ingat Sandi Harun, Mini Adji, Keke Suryo, dan banyak lainnya.

Percaya Diri

Menyinggung, banyaknya prestasi bagi anak didiknya selama ini diperoleh dari berbagai ajang,”semua itu diperoleh dengan kerja keras, tidak ada yang instan,” ujarnya sambil menambahkan “siapa bilang menjadi top model profesional tak butuh semacam pengorbanan? Justru sebaliknya melalui sekolah non formal ini, dibina perihal percaya diri, kekuatan dan bagaimana memunculkan inner beauty, pengembangan diri, etika dan perilaku, juga terpenting membina kerjasama dengan keluarga terutama orang tua,” paparnya.

Intinya, masih kata Revi Lantika bahwa kesuksesan menjadi top model sangatlah tergantung dari seberapa tangguh dan percaya diri yang cukup untuk menghadapi sejumlah tantangan dalam kehidupan nyata.

“Bila ada orang tua di sini yang datang menghantarkan putra-putrinya dididik dengan penuh ambisi, niscaya itu akan gagal. Karenanya, hantarkanlah putra-putrinya belajar di sini dengan tanpa beban tambahan,” ujarnya dengan memungkas –“Semua keberhasilan anak didik di sini, diperoleh berkat kerja keras dan proses yang alami, tidaklah instan semua itu.” (HRS/HS).

ISBI Bandung dan Guangxi Arts University Gelar Konser Musik Kebudayaan “Flowers of Silk Road”

OBYEKTIKA – Dalam rangka mempererat hubungan kebudayan dan pendidikan, dua perguruan tinggi, yakni  ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung dan Guangxi Arts University dari China menggelar pertunjukan musik etnik Flowers of Silk Road, bertajuk, “Together With Ethnic Music Concert”, Senin malam, (4/12/2023), di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Kota Bandung.

Konser musik etnik yang ditonton ratusan penonton dari berbagai kalangan itu menampilkan para masiswa dari kedua kampus tersebut.

Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, ditemui para awak Media seusai pertunjukan mengungkapkan, kerjasama antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University terjalin sejak tahun 2015, “Dari pihak ISBI yang dikirim ke China ada Lili, Iyus, Yosep, dan yang paling lama Rendi yang hingga sekarang mengajar disana,” ujarnya.

Lebih lanjut Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati mengatakan, kegiatan antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University sebenarnya merupakan program tahunan. “Selain itu ada festival musik se-Asia yang diadakan di China. Jadi kita tetap harus bekerjasama,” ujarnya.

Retno mengemukakan, ISBI beberapa waktu lalu baru saja mengirimkan Prof. Endang untuk mengikuti festival tari di China.

“ISBI Bandung patut berbangga karena para pemain musik yang merupakan Mahasiswa dan Mahasiswi Guangxi Arts University pertama kali datang ke ISBI Bandung,” ungkap Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati, “ISBI Bandung saat datang ke Guangxi Arts University selain tampil juga melakukan pameran,” ujarnya.

Ragam sudut pertunjukan ‘Together With Etnic Music’ di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Bandung (4/12/2023) – Harapannya, kedua generasi muda Indonesia dan China bersatu-padu menggugah generasinya untuk kembali berpaling ke musik etnik yang memiliki aneka keunggulan adiluhung. (OBYEKTIKA/Harri Safiari)
Tunjukkan Keunikan Etnik Masing-masing

Menurut Retno, dengan pertunjukan kolaborasi kedua pihak ingin memperlihatkan semua kekuatan-kekuatan etnik di berbagai tempat, “Ternyata musik etnik mempunyai kekuatan sehingga dapat terjalin kolaborasi, dan saling kerjasama antar dua negara,” ujarnya.

Namun Retno menegaskan, bahwa menyadarkan kembali generasi muda bahwa ternyata musik etnik bisa dipertunjukan dengan berbagai cara. “Jadi musik etnik itu tidak kuno, tidak ketinggalan zaman, dan tidak kampungan,” tegasnya

“Ternyata etnik dapat menyadarkan dan memberikan inspirasi kepada kita semua. Hal itu bagaimana kita menggali kembali musik etnik yang ada,” Retno menambahkan.

“Kita lihat dalam pertunjukan musik etnik tadi. Musik rakyat dan musik tradisional dari beberapa negara dapat di kolaborasikan dan ini dilakukan agar lebih menarik,” ungkap Retno.

Kemudian mengakhiri paparanya, Retno  mengungkapkan, dahulu ada dua Mahasiswa dari Bandung  berangkat China dan mereka mengajarkan Degung di sana. “Sebaliknya ada Mahasiswa dari Guangxi Arts University belajar di ISBI Bandung selama satu tahun,” pungkasnya.

Pertunjukan musik etnik kolaborasi antara ISBI dengan Guangxi Arts di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung berlangsung sekitar dua jam.

Para penonton yang hadir bagaikan tersihir dan terkesima melihat 13 sesi penampilan ciamik Mahasiwa dan Mahasiswi dari kedua institusi tersebut. Para mahasiswa itu membawakan musik etnik dengan alat musik tradisional masing-masing negara. Lalu para penonton semakin riuh ketika para penampil membawakan lagu “Ayam Den Lapeh”.

BACA JUGA: Gelaran ‘Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara’ Ramaikan Karnaval Pembangunan Desa Sayang Jatinangor

 

 

Caleg DPR RI Eversti Nevalia ‘Teh Devay’ Syukuri Pembebasan Puluhan Ijazah SMA/SMK di Bandung

OBYEKTIKA – Caleg DPR RI Partai Gerindra Jabar 1 Eversti Nevalia mengapresiasi pembebasan administrasi 21  ijazah siswa-siswi SMA/SMK di Kota Bandung. Apresiasi  perempuan yang akrab disapa Teh Devay diungkapkan saat acara ramah-tamah dengan para orang tua siswa. Acara yang berlangsung pada Senin (4/12/2023) bertempat di kedimanya Jalan Cibeunying Kota Bandung.

“Syukur alhamdulillah berkat kerjasama dengan tim yang solid, rata-rata dalam waktu dua minggu, untuk tahap ini terbebaskan 21 ijazah SMK/SMA di Kota Bandung. Yang lebih menggembirakan penebusannya, tanpa mengeluarkan biaya. Artinya, para kepala sekolah ini dengan pendekatan persuasif menyadari pentingnya ijazah ini untuk para murid-muridnya,” papar Teh Devay yang didampingi Arif Firmansyah selaku Tim Advokasi ‘Teh Devay’.

Kepada awak media, Teh Devay disela-sela berinteraksi dengan para orang tua dan keluarga yang ijazahnya telah berada ditangannya:

“Saya terharu hari ini melihat terutama para ibu begitu gembira setelah ijazah putra-putrinya, yang selama ini terkendala tak bisa ditebus, kembali ditangannya. Ijazah ini kan penting, untuk mencari pekerjaan utamnya dari para lulusan SMK maupun SMA. Aksi ini akan berlangsung di Kota Cimahi,” terang Teh Devay.

Terbina suasana interaktif yang memberikan pencerahan kepada para orang tua dari lulusan SMK/SMA di Kota Bandung yang ijazahnya telah berada ditangan. “Manfaatkanlah segera untuk mencari kerja, atau membuka usaha bila memungkinkan,” papar Kang Opik ayahanda dari Teh Devay. (Foto: HS)
Berguna untuk Melamar Pekerjaan

Kepada redaksi orang tua Teh Devay, yakni Brigjen TNI (Pur.) H. Taufik Hidayat, yang dikenal sebagai Ketua DPRD Jabar, juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar ikut hadir di acara tersebut, menitipkan pesan kepada para orang tua untuk memanfaatkan ijazah ini sebaik-baiknya.

“Manfaatkan ya, kalau ijazah sudah ditangan. Segera gunakan untuk melamar pekerjaan, misalnya. Semoga putra-putri bapak dan ibu, segera memperoleh apa yang dicita-citakannya,” terang Kang Opik sapaan akrab Taufik Hidayat.

Secara terpisah Arif Firmansyah selaku Tim Advokasi CAleg Partai Gerindra Eversti Nevalia mengatakan dirinya siap untuk membantu warga Kota Bandung dan Cimahi. Bantuan tersebut khususnya dalam hal pembebasan ijazah SMK atau SMA yang selama ini tertahan:

“Kontak saja no HP saya (081324281805) Insya Alloh akan kita upayakan menghubungi sekolah dengan cara persuasive, tentunya. Yakinlah, biasanya dengan cara ini bisa kita lakukan dengan baik,” pungkasnya.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Subianto Resmikan RS Dr. Sadjiman di Bogor

 

Politeknik STIA LAN Bandung Melepas 397 Wisudawan, Kupas Administrator Muda Unggul Bertalenta

OBYEKTIKA – Politeknik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN)  Bandung sebelumnya bernama STIA LAN Bandung dan lebih dari setengah abad hadir dan terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Politeknik STIA LAN Bandung, terus berupaya melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang unggul, berbakat dan berdedikasi dalam bidang administrasi, untuk mengambil peran yang strategis dalam pembangunan Indonesia di masa depan.

Hal tersebut terungkap saat Direktur  Politeknik STIA LAN Bandung, Dr. Muhamad Nur Afandi, S.Pd., M.T., melepas 397 wisudawan program sarjana terapan dan magister terapan, yang terdiri dari 378 sarjana terapan dan 19 magister terapan, berlangsung di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) pada Sabtu, 25/11/2023.

Acara Wisuda ke-41 ini mengusung tema Melangkah Bersama Administrator Muda yang Unggul Bertalenta Siap Berkarya Untuk Indonesia. Dihadiri yang mewakili Kepala LAN Republik Indonesia Prof. Dr. Adi Suryanto, S.Sos., M.Si., yaitu Deputi Bidang penyelenggaraan Kompetensi LAN RI Dr. Basseng, M.Pd., beserta jajarannya, Senat Politeknik STIA LAN Bandung beserta jajarannya, Direktur Politeknik  STIA LAN Bandung Dr. Muhamad Nur Afandi, S.Pd., M.T., Dosen civitas akademika Politeknik STIA LAN Bandung, sesepuh LAN RI dan Politeknik STIA LAN Bandung, Darma Wanita Administrasi Negara serta para undangan lainnya.

Dalam laporannya, Direktur Politeknik  STIA LAN Bandung Dr. Muhamad Nur Afandi, S.Pd., M.T., mengatakan bahwa wisudawan dan wisudawati Politeknik STIA LAN Bandung mampu mengimplementasikan semua ilmu yang didapatkan sehingga memiliki kebermanfaatan untuk masyarakat maupun institusi, guna mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, maka dari  itu, Politeknik STIA LAN Bandung mempersiapkan talenta muda dengan hard skill dan soft skill  untuk menjawab tantangan pendidikan di era global saat ini,  terang Muhamad Nur Afandi.

Kontribusi Nyata

Lebih lanjut, Muhamad Nur Afandi mengatakan bahwa menjadi administrator yang unggul, bertalenta, merupakan aset yang berharga untuk masa depan Indonesia.

Menurut Muhamad Nur Afandi, terdapat beberapa alasan untuk menjawab hal tersebut di antaranya: Pertama, administrator muda yang dibesarkan dalam era digital memiliki keunggulan dalam menghadapi perubahan yang cepat dengan tingkat adaptasi teknologi yang tinggi. Keunggulan tersebut, sangat penting mengingat respon digital saat ini telah mengubah landschape administrasi.  Administrator yang terampil dalam penggunaan teknologi informasi dapat mendukung efisiensi, akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas. Kedua, administrator muda, yang unggul bertalenta, cenderung mampu merespon perubahan dengan cepat dan positif melalui penciptaan inovasi. Adiministrator muda dapat menghadirkan solusi baru untuk memecahkan masalah dan meningkatkan produktipitas. Hal tersebut dapat membawa kontribusi yang signifikan pada pembangunan dan kemajuan Indonesia. Ketiga, administrator muda, yang unggul bertalenta, juga memiliki kecenderungan untuk berpikir global dengan wawasan yang luas. Melalui hal tersebut, dapat tumbuh banyak perspektif baru dan solusi yang inovatif dalam menghadapi jejaring yang kuat dalam membangun kerjasama berbagai stakeholder untuk mendukung pembangunan. Keempat, administrator muda, yang unggul bertalenta juga memiliki sikap kepemimpinan yang inklusi dengan memahami dan menghargai keragaman yang ada. Kepemimpinan yang inklusi ini juga dapat membantu untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, harmonis dan produktif. Selain itu,  Kepemimpinan yang inklusi turut dapat menjadi panutan sekaligus inspirasi bagi generasi selanjutnya. Oleh karena itu, sebagai sebuah institusi pendidikan Politeknik STIA LAN Bandung, terus berupaya mengali mendorong setiap potensi agar dapat menghasilkan administrator yang unggul bertalenta. Politeknik STIA LAN Bandung dengan bangga menemani setiap perjalanan para administrator muda yang siap berkarya untuk Indonesia.

“Harapan kita semua bahwa lulusan sarjana dan magister terapan, para wisudawan dan wisudawati Politeknik STIA LAN Bandung telah siap berkaya serta berkontribusi nyata mendorong kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia”, ungkap Muhamad Nur Afandi menutup laporannya.

Ujung Tombak

Hal senada disampaikan Deputi Bidang penyelenggaraan Kompetensi LAN RI Dr. Basseng, M.Pd., pentingnya administrasi terapan dalam konteks pendidikan tinggi semakin terasa nyata. Di tengah perubahan global serta tuntutan untuk mewujudkan visi Indonesia emas 2045. Para lulusan harus mampu menghadapi dinamika masyarakat dan dunia kerja.

Menurut Basseng, bahwa administrator yang unggul dan bertalenta, menjadi tulang punggung dalam mewujudkan visi ini. – “Mereka bukan hanya sekedar pengelola tetapi juga inovator dan pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan dengan penuh semangat dan meyakinkan,” jelasnya.

“Administrator muda memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan bangsa dan negara. Mereka merupakan ujung tombak dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya baik itu dalam segi sektor pendidikan, pemerintahan maupun industri,” kata Basseng.

Keberadaan administrator muda yang berkualis dan bertalenta sangat krusial dalam memastikan berjalannya roda pemerintahan dan perkembangan masyarakat serta memiliki peran krusial, tidak hanya bertanggung jawab dalam mengelola berbagai aspek kehidupan berbangsa tetapi juga menjadi ujung tombak dalam menerapkan perubahan positif dan inovasi  di berbagai sektor, beber Basseng.

“Tidak kalah pentingnya bahwa administrator muda juga dituntut untuk menghalaui sasaran yang telah digariskan dalam visi Indonesia Emas  tahun 2045,” ujar Basseng.

Berkaitan dengan upaya Indonesia emas tahun 2045,  para administrator memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas meningkatkan efisiensi pelayanan publik dan menghadapi tantangan-tantangan baru yang dihadapi bangsa, kata Basseng

Selain itu, menjadi  administrator muda yang unggul dan bertalenta adalah suatu keharusan, era globalisasi sangat menuntut kemampuan administratif tinggi dari para agen perubahan, jelasnya. Kemampuan tersebut, mencakup keterampilan manajerial, kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi yang efektif, katanya menambahkan.

Lebih jauh, Basseng mengatakan bahwa administrator muda yang unggul akan mampu menghadapi kompleksitas tugas dengan kepercayaan diri dan efisiensi dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya.

Untuk itu, lulusan Politeknik STIA LAN Bandung, telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan administratif yang tinggi, tidak hanya berbekal pengetahuan kompleksional tetapi juga nilai-nilai inovasi dan kreatifitas ditanamkan secara mendalam dan mengakar kuat pada setiap individu dan mereka diajarkan untuk berpikir outoff the boxs mencari solusi baru dan menjadi agen perubahan yang mampu menyesuaikan diri dengan dinamika yang terus berubah dalam masyarakat dan dunia kerja, ujar Basseng

“Selain keterampilan administratif, semangat kewirausahaan turut tumbuh subur dalam lulusan Politeknik STIA LAN Bandung, mereka tidak hanya siap bekerja pada perusahaan atau instansi pemerintah tetapi juga mampu menjadi pengusaha yang inovatif dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional,” paparnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Politeknik STIA LAN Bandung Nomor : 7269/STIA 2.1/PPS02.4/2023, tanggal 25 November 2023, tentang wisudawan dan wisudawati terbaik pada wisuda ke 41 tahun 2023, tercatat ada empat lulusan terbaik, di antaranya : 1. Betaria Ayu Suryaningsih, NPM: 21120026, IPK 3,82, jenjang studi magister terapan, Program Studi Administrasi Pembangunan Negara (APN); 2. Nur Sabrina Hidayah, NPM: 19110078, IPK 3,88, jenjang studi sarjana terapan, Program Studi Administrasi Bisnis Sektor Publik (ABSP); 3. Alda Jamilatul Umah, NPM: 191110175, IPK 3,85, jenjang studi sarjana terapan, Program Studi Administrasi Pembangunan Negara (APN); 4. Ega Nugraha, NPM: 182110464, IPK 3,87, jenjang studi sarjana terapan, Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur (MSDMA), dibacakan  oleh Wakil Direktur I Bidang Akademik Politeknik STIA LAN Bandung Dr. Teni Listiani, SE., M.M.

Selain itu, tercatat berbagai prestasi yang diraih para wisudawan, ditinjau dari aspek masa studi wisudawan dan wisudawati yg masuk dalam kategori tercepat dalam penyelesain studinya. Untuk program studi  sarjana terapan wisudawan tercepat menyelesaikan studi adalah Tio Triguna Sinambela, dengan lama studi 46 bulan atau 3,82 tahun pada Program Studi Administrasi Pembangunan Negara (APN) sementara dari Program Studi Magister Terapan adalah Utami Siti Humayani dengan lama studi 17 bulan atau 1, 42 tahun. Lalu kemudian wisudawan usia tertua dan termuda : wisudawan tertua, Yana Rohana pada Program Studi Magister Terapan Administrasi Pembangunan Negara APN dengan usia 57 tahun dan usia  termuda adalah Berliani Yustika Anjasmara pada Program Studi Sarjana Terapan APN usia 21 tahun. (HRS/AKP/ABW)

 

PSI Sebut Dana Pendidikan Hanya Sekitar 9 persen APBD

OBYEKTIKA –  Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Furcan AMC sebut dana pendidikan hanya sekitar 8-9 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Hal itu ia kemukakan saat acara diskusi bertajuk ‘Ngobrolin Revolusi Pendidikan’ pada Minggu (17/9/2023) yang berlangsung di Kota Bandung.

”Ya, gerakan menuju revolusi pendidikan nasional, hakikatnya tak bisa kami lakukan sendirian. Kita perlu partner yang luas dan mengakar di segala lini masyarakat seperti yang ada di para sahabat, senior, akang dan teteh yang hadir mala mini,” papar Furqan AMC membuka obrolannya.

Pada malam itu Furcan secara visual mengungkap borok-borok pada program pendidikan nasional selama ini. Di antaranya ia merunut sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah dari data Kemendikburistek pada tahun 2022. Intinya, dari 1,2 juta total ruang kelas SD di seluruh Indonesia, 60% dalam kondisi rusak. Adapun untuk ruang kelas SMP, dari total 430 ribu ruang kelas terdapat 53% dalam kondisi rusak. Sementara dari total 196 ribu ruang kelas SMA dan 202 ribu ruang kelas SMK, masing-masing 45% dalam kondisi rusak.

Lanjutnya, kata Furcan dari berbagai penayangan datan, dijelaskan pada tahun 2022 jumlah SMP hanya 1/3 jumlah SD. Di mana total SMP 41.402 unit sedangkan total jumlah SD sebanyak 148.992. Adapun jumlah SMA 14.007 unit dan SMK 14.199 unit. Bagaimana mungkin program wajib belajar 9 tahun bisa dipenuhi, kalau daya tamping SMP tidak sebanding dengan SD. Kondisi ini diperparah dengan diterapkannya sistem zonasi, yang membuat siswa lulusan SD menjadi semakin terbatas aksesnya ke SMP karena tidak semua wilayah ada SMP nya.

“Makanya tak aneh, banyak anak putus sekolah dan tidak terpenuhi hak pendidikannya. Belum lagi banyaknya pungutan liar di sekolah, padahal konstitusi mengammanahkan pemerintah harus menjaminnya,” ujar Furqan yang diamini para audiens, diantaranya dalam hal adanya 6 dosa besar sistem zonasi Penerimaan Pserta Didi Baru (PPDB) yang sudah banyak beredar di media massa.

Kesejahteraan Guru

Selanjutnya, para gurupun banyak yang belum terjamin kesejahteraannya. Tidak sedikit yang belum menerima gaji berbulan-bulan seperti yang dialami 900 guru-guru PPPK di Papua yang belum menerima gaji dari bulan Januari 2023. Di Kota Bekasi bahkan guru-guru PPPK dipotong gajinya 75% beberapa bulan menjelang lebaran. Lebih ekstrimnya lagi ada guru-guru yang menerima gaji di bawah Rp 500 ribu sebulan seperti yang terungkap dengan viralnya struk gaji guru di Jawa Timur bulan lalu.

Permasalahan lain di lembaga sekolah, masih ada tiga dosa besar pendidikan yang marak terjadi, yaitu intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual.  Sementara itu di kampus juga terjadi banyak persoalan, dosen yang seharusnya fokus mengajar malah dibebani berbagai tuntutan administrasi. Beberapa waktu lalu 37 dosen, guru besar, dan beberapa Rektor membuat petisi online menuntut pemerintah mengaudit banyak aplikasi yang dipaksakan Dikti.

“Makin banyak saja, sarjana yang dihasilkan perguruan tinggi, malah menjadi pengangguran. Semua ini menjadikan hidup kita semakin miris saja,” ucapnya yang menuntut biaya kuliah gratis segera diwujudkan, termasuk rencana dalam waktu dekat mengumpulkan sedikitnya 1.000 anak putus sekolah untuk diajak mengutarakan keprihatinannya kepada para penguasa di negeri ini.

Realisasi Anggaran Pendidikan

Dalam hal postur anggaran pendidikanpun, masih sangat jauh realisasinya dari mandat reformasi yang tertuang dalam konstitusi di mana 20% dari APBN dan APBD harus dialokasikan untuk pendidikan. Kenyataannya anggaran pendidikan banyak terserap oleh belasan lembaga dan kementerian lainnya di luar Kemendikbudristek selain sebagian besar ditransfer ke daerah.

“Temuan di daerahpun ternyata hasil evaluasi komisi X DPR RI rata-rata hanya 8-9 % dari APBD yang dialokasikan untuk pendidikan. Dan tak kalah pentingnya Pancasila selama ini belum menjadi rujukan utama dalam sistem pendidikan kita,” ujarnya dengan menambahan –“Dirasa perlu ada gerakan bela sekolah, bela guru, bela siswa, bela mahasiswa yang melibatkan semua elemen massa secara berkelanjutan,” ujarnya yang merasa sukses atas respon Disdik Jabar pada tahun 2023 melalui aplikasi Silapiz telah memproses 13.338 ijazah yang selama ini ditahan sekolah karena berbagai alasan.

15 Tuntutan Revolusi Pendidikan Nasional

Furqan AMC malam itu dalam diskusi ini kembali menekankan atas tindak lanjut gerakan yang sama saat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023 di Jakarta, tepatnya di depan gedung Kemendikbudristek, jalan Sudirman, Jakarta.

Inilah 15 Tuntutan untuk REVOLUSI PENDIDIKAN NASIONAL:

Perbaiki sekolah-sekolah rusak di Indonesia yang jumlahnya mencapai 50% lebih.

Bangun SMP dan SMA/SMK baru yang selama ini jumlahnya hanya 1/3 SD.

Jamin kesejahteraan guru, termasuk guru PPPK dan guru honorer. Minmal digaji di atas UMK (Upah Minimum Kota).

Pastikan Anak Putus Sekolah dapat melanjutkan pendidikan.

Jadikan wajib belajar menjadi 12 tahun.

Evaluasi sistem zonasi, sampai ada pemerataan fasilitas pendidikan.

Basmi 3 Dosa Besar Pendidikan: intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual.

Jaminan pendidikan untuk anak disabilitas, berkebutuhan khusus, dan anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Majukan ilmu pengetahuan & teknologi.

Bebaskan guru dan dosen dari beban administrasi.

Kuliah gratis bagi mahasiswa S1.

Jaminan lapangan kerja untuk sarjana.

Hapuskan pungutan-pungutan pendidikan selama masa wajib belajar anak.

Realisasi sepenuhnya anggaran 20% APBN dan APBD untuk Pendidikan!

Pastikan Pancasila jadi mazhab pendidikan nasional.

Mengimbau Mendikbudristek agar segera memerintahkan jajarannya dari pusat hingga daerah untuk menjalankan agenda revolusi pendidikan nasional ini.

Revolusi Pendidikan Nasional ini sekaligus adalah cara kita mendidik bangsa ini agar hadap konstitusi, taat konstitusi. Karena pendidikan itu adalah hak konstitusional rakyat, pemerintah wajib memenuhinya sebagaimana tertuang dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia.(HS/RD)

BACA JUGA: Taufik Hidayat Ketua DPRD Jabar Sampaikan Materi Wawasan Kebangsaan Bagi Mahasiswa UKRI

Taufik Hidayat Ketua DPRD Jabar Sampaikan Materi Wawasan Kebangsaan Bagi Mahasiswa UKRI

OBYEKTIKA – Kembali, tepatnya Ketua DPRD Jabar Brigjen TNI (Purn) H. Taufik Hidayat. S.H., M.H., berkesempatan memberikan pembekalan bagi sekitar 800-an mahasiswa baru Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI). Beralamat di Jalan Terusan Halimun No. 37 Kota Bandung, Jawa Barat. Berlangsung pada Jumat, 7 September 2023.

Menariknya, pada kesempatan ini Taufik Hidayat ditemani oleh putrinya Eversti Nevalia S.E., B.SC., MBA yang akrab disapa Teh Defay.  Nah, Teh Defay ini kabarnya sedang digadang-gadang selaku tokoh muda.

“Ya, atas kemauan sendiri Teh Defay ini, yang  sedang ikut nyaleg pada jalur DPR RI Dapil Jabar Kota Bandung – Kota Cimahi. Teh Defay di UKRI kali ini, berbagi pengalaman tentang pendidikan, bagaimana menggapai profesi. Serta membangun partisipasi bagi negara yang intinya sangat membutuhkan tangan-tangan generasi muda untuk berpartisipasi aktif membangun NKRI, lebih maju lagi,” papar Taufik via sambungan telepon.

Lebih jauh, menurut Ketua DPRD Jabar yang akrab disapa Kang Opik, keberadaan sekitar 800 mahasiswa baru UKRI tahun akademik 2023 ini, merupakan asset segar bagi bangsa Indonesia. Sekaitan masih hangatnya, peringatan Kemerdekaan RI ke-78 pada bulan Agustus 2023 ini:

Baca juga: Prabowo Subianto dan Ketua DPRD Jabar Hadiri Wisuda UKRI

“Setidaknya para mahasiswa baru ini, anggaplah pada tahun 2045 mendatang saat Indonesia Emas dijelang. Ketika itu 23 tahun mendatang rata-rata para mahasiswa ini menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing. Titip saya, dalam konteks kebangsaan, marilah kita bangun Indonesia ke depan lebih baik dan lebih sejahtera lagi. Saya yakin, cita-cita ini bisa tercapai, amin,” pungkasnya. (HS/Rls).

JURAGAN Bekali muda-mudi Kota Bandung dengan Kewirausahaan Berbasis Pancasila

OBYEKTIKA – Puluhan muda-mudi Kota Bandung mengikuti kegiatan Train of Trainer (ToT) Kewirausahaan berbasis Pancasila, Kamis (27/7/2023).  Pembekalan tersebut diinisiasi oleh Relawan Bacapres Ganjar Pranawo dalam Jaringan Rakyat untuk Ganjar (JURAGAN). Kegiatan itu menghadirkan dua narasumber utama yakni cendikiawan bidang pendidikan Dr. Teriska Rahardjo dan Dr. Wawan Gunawan dari Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub).

Menurut Koordinator JURAGAN Jabar Riani Soedarmo, kegiatan ini penting dilakukan untuk menggapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045. “Kami dari relawan JURAGAN dalam rangka bertanggung jawab kepada bangsa dan negara dengan berkontribusi membuat kegiatan ini untuk menggapai cita-cita para pemimpin kita untuk mencapai kemakmuran bagi seluruh Indonesia,” jelas Riani.

Selanjutnya Riani mengharapkan para peserta dapat mulai mengelola usaha yang di minatinya serta membagikan ilmu pengetahuan praktis di bidang usaha pilihnya kepada lingkungannya. “Sehingga, pola nya seperti efek snow ball yang awalnya kecil tetapi makin lama makin besar,” katanya. Pihaknya pun mengaku terbuka kepada komunitas relawan lain apabila ingin melaksanakan program yang sama. “Demi memajukan dan mempersatukan bangsa terutama,” ucapnya.

Peserta muda-mudi itu sangat antusias mengikuti ToT Kewiraushaan berbasis Pancasila yang diinisiasi JURAGAN. “Sayang ToT ini hanya sehari ini. Kalau bisa ditambah waktunya. Sangat praktis dan berguna bagi kami dalam kegiatan hari-hari,” papar Hans yang diamini rekan sesama peserta seperti Naufal Fadhilah, Robby Nugraha, Billy Jaya P, dan Wandi Karmana.

SDM Berkarakter Tangguh

Pembekalan materi di awali oleh Wawan Gunawan dengan membeberkan data serta kiat-kiat dalam berwirausaha yang berbasis Pancasila. Wawan berharap para muda-mudi ini dapat menggali karakternya yang sesuai dengan Pancasila saat menjalani usahanya masing-masing.

“Menurut data dari survei, pengenalan Pancasila semakin menurun dari tahun ketahun, ini sangat memprihatinkan”, ungkap Wawan. Wawan berharap relawan JURAGAN terus mengadakan pembekalan kewirausahawaan berbasis Pancasila ini kepada muda-mudi berikutnya.

Selanjutnya, Teriska motivator dan pendidik senior berharap di kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia.“SDM kita harus berkarakter dan tangguh, seperti yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh beberapa negara maju,” jelasnya.

Selain kedua motivator, pembekalan ToT ini juga menghadirkan motivator lainnya.  Marius Widyarto alias Mas Wied C59 selaku perintis ekonomi kreatif di bidang T Shirt atau perkaosan sejak 1980-an ikut membekali para milenial ini bersama Cak Kelik adiknya yang berprofesi sebagai pengusaha kuliner.

“Kuncinya, kita harus tangguh dan tahan di segala cuaca. Bila lolos dari itu semua, juaralah kita jadinya. Jangan pula hanya jago kandang, jelajahi dunia lain di luar negara kita,” papar Mas Wied . Ia yang selama ini dikenal sebagai pengusaha sekaligus penguasa NKRI – Negara Kaos Repubik Indonesia!.

Baca juga: Peringati Harlah Pancasila, JURAGAN Bekali Milenial dengan Workshop Pancasila